Penyebab Maag Kronis: Dari Pola Makan Buruk Hingga Stres Berat

Meskipun sering dianggap sebagai penyakit ringan, maag kronis atau gastritis kronis adalah kondisi serius yang dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Berbeda dengan maag biasa yang hanya datang sesekali, maag kronis adalah peradangan pada lapisan lambung yang terjadi secara terus-menerus. Memahami penyebab maag kronis adalah langkah pertama dan paling penting untuk mencegah, mengelola, dan mengobati kondisi ini. Sering kali, penyebabnya tidak hanya tunggal, melainkan kombinasi dari gaya hidup, pola makan, dan faktor psikologis yang tidak seimbang.

Penyebab Maag Kronis: Dari Pola Makan Buruk Hingga Stres Berat

Salah satu penyebab maag kronis yang paling umum adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini dapat hidup di lapisan mukosa lambung, menyebabkan peradangan jangka panjang yang jika tidak diobati, dapat merusak lapisan lambung. Infeksi ini seringkali didapat melalui makanan atau air yang terkontaminasi dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala yang jelas. Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2025, mencatat bahwa H. pylori adalah faktor risiko utama untuk gastritis kronis dan bahkan ulkus lambung.

Selain infeksi, pola makan yang buruk juga menjadi penyebab maag kronis yang signifikan. Konsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak secara berlebihan dapat mengiritasi lapisan lambung dan memicu peradangan. Begitu juga dengan kebiasaan makan yang tidak teratur, seperti melewatkan sarapan atau makan terlalu banyak dalam satu waktu, yang dapat menyebabkan produksi asam lambung yang tidak terkontrol. Selain itu, konsumsi alkohol dan kafein yang berlebihan juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk kondisi. Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Pusat pada hari Selasa, 12 Juli 2025, dalam sebuah wawancara, menekankan pentingnya diet seimbang dan teratur untuk menjaga kesehatan lambung.

Faktor gaya hidup lain yang sering diabaikan adalah stres. Stres berat, baik fisik maupun emosional, dapat mengganggu fungsi normal sistem pencernaan. Stres dapat memicu pelepasan hormon seperti kortisol, yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengurangi aliran darah ke lambung, sehingga membuat lapisan lambung lebih rentan terhadap kerusakan. Kondisi ini membuat stres menjadi penyebab maag kronis yang tidak kalah penting. Selain itu, penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) seperti ibuprofen dan aspirin dalam jangka panjang juga dapat merusak lapisan lambung dan memicu maag kronis.

Untuk mengelola kondisi ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Selain pengobatan medis untuk mengatasi infeksi H. pylori, penting bagi penderita untuk mengubah pola makan menjadi lebih sehat, mengelola stres melalui teknik relaksasi, dan menghindari pemicu lain seperti alkohol dan kafein. Mengubah kebiasaan sehari-hari adalah langkah penting dalam pencegahan dan pengobatan jangka panjang. Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang penyebab maag kronis adalah kunci untuk hidup lebih sehat dan bebas dari rasa sakit yang mengganggu.