Bagi penderita maag, urusan makan seringkali menjadi dilema. Rasa khawatir akan kambuhnya asam lambung membuat banyak orang menghindari hidangan favorit, padahal sebenarnya, Anda bisa menikmati makanan enak tanpa cemas. Kunci utamanya bukan sekadar menghindari makanan pedas atau asam, tetapi lebih pada pemahaman mendalam tentang jenis makanan yang ramah lambung dan pola makan yang teratur. Dengan memilih bahan-bahan yang tepat dan mengolahnya dengan cara yang benar, Anda bisa tetap menikmati hidangan lezat dan bernutrisi tanpa harus tersiksa oleh gejala maag.
Menurut data dari Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinar Sehat, yang dikeluarkan pada 28 Mei 2025, kasus gangguan lambung, termasuk maag, menduduki peringkat ketiga tertinggi dari seluruh keluhan pasien rawat jalan. Ahli gizi di rumah sakit tersebut, Ibu Siska Natalia, S.Gz., merekomendasikan sebuah program diet yang berfokus pada makanan dengan pH netral dan berserat tinggi. Ia menjelaskan, bahan makanan seperti oatmeal, pisang, sayuran hijau, dan protein tanpa lemak seperti dada ayam atau ikan adalah pilihan yang sangat baik. “Penderita maag bisa kok menikmati makanan enak tanpa cemas, asalkan mereka cermat dalam memilih dan mengolahnya,” ujarnya dalam sebuah lokakarya kesehatan yang diadakan pada 15 Juni 2025.
Selain jenis makanan, cara mengolah juga sangat memengaruhi. Makanan yang digoreng atau terlalu berminyak dapat memicu naiknya asam lambung. Sebagai gantinya, penderita maag disarankan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang. Misalnya, alih-alih ayam goreng, Anda bisa mencoba dada ayam kukus dengan bumbu rempah ringan yang lebih aman di lambung. Data yang terekam dalam laporan harian klinik swasta “Sehat Selalu” pada 20 September 2025, menunjukkan bahwa pasien maag yang beralih ke metode pengolahan makanan non-goreng mengalami penurunan frekuensi serangan maag hingga 60%. Ini membuktikan bahwa Anda benar-benar bisa menikmati makanan enak tanpa cemas dengan sedikit modifikasi.
Penting juga untuk memperhatikan jadwal makan. Melewatkan waktu makan atau makan dalam porsi besar sekaligus dapat membebani lambung. Mengatur pola makan menjadi porsi kecil namun sering, misalnya 5-6 kali sehari, adalah strategi yang efektif. Ini membantu lambung bekerja lebih ringan dan menjaga kadar asam tetap stabil. Sebuah survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung pada 12 Juli 2025 terhadap 100 penderita maag, menemukan bahwa 85% responden yang menerapkan pola makan kecil dan sering melaporkan gejala maag yang jauh lebih ringan. Dengan demikian, dengan pengetahuan yang tepat, penderita maag tidak perlu lagi membatasi diri dan bisa menemukan kembali kegembiraan dalam menikmati hidangan.