Dalam beberapa tahun terakhir, fokus kesehatan telah bergeser dari sekadar diet dan olahraga menuju pemahaman yang lebih dalam tentang ekosistem internal tubuh, yaitu microbiome usus. Microbiome adalah komunitas triliunan mikroorganisme (bakteri, jamur, dan virus) yang hidup di saluran pencernaan. Menjaga keseimbangan komunitas ini adalah Kunci Microbiome Sehat, yang pada gilirannya sangat vital dalam memperkuat lapisan pelindung lambung dan usus, mendukung kekebalan tubuh, hingga memengaruhi suasana hati. Dua pilar utama yang mendukung ekosistem ini adalah probiotik dan prebiotik.
Peran probiotik dan prebiotik seringkali disamakan, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang, bila diberikan dalam jumlah yang memadai, memberikan manfaat kesehatan pada inang. Bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium adalah jenis probiotik yang paling umum. Mereka bekerja dengan cara berkompetisi dengan bakteri jahat untuk mendapatkan ruang dan nutrisi di usus. Ketika jumlah probiotik mencukupi, mereka membentuk koloni yang kuat, yang secara efektif menekan pertumbuhan patogen dan membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Memasukkan probiotik secara teratur dari sumber seperti yogurt, kefir, atau tempe adalah langkah praktis mencapai Kunci Microbiome Sehat.
Di sisi lain, prebiotik bukanlah bakteri hidup, melainkan jenis serat makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia. Serat ini berfungsi sebagai “makanan” eksklusif bagi bakteri baik (probiotik) yang sudah ada di usus. Contoh prebiotik alami yang umum ditemukan adalah inulin dan fructan, yang terdapat melimpah dalam bawang putih, bawang bombay, pisang, dan asparagus. Dengan memberikan asupan prebiotik yang cukup, kita secara tidak langsung mendukung pertumbuhan dan aktivitas probiotik. Strategi sinergis inilah—mengonsumsi probiotik (bibit) dan prebiotik (makanannya)—yang dikenal sebagai pendekatan synbiotic dan merupakan Kunci Microbiome Sehat yang optimal.
Peran probiotik dan prebiotik dalam memperkuat lapisan pelindung lambung (gut lining) sangat krusial. Lapisan pelindung ini terdiri dari sel-sel epitel yang terikat erat oleh protein yang disebut tight junctions. Ketika keseimbangan mikrobiota terganggu (dysbiosis), ikatan tight junctions ini melemah, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai leaky gut atau usus bocor. Kondisi ini memungkinkan zat yang seharusnya tidak lolos—seperti sisa makanan yang tidak tercerna atau racun—masuk ke aliran darah, memicu respons peradangan sistemik. Sebuah studi klinis yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia pada 17 April 2025, menemukan bahwa pasien yang mengonsumsi kombinasi probiotik dan prebiotik selama 8 minggu menunjukkan peningkatan signifikan pada integritas lapisan epitel usus dan penurunan penanda inflamasi sebesar 20%.
Oleh karena itu, mencapai Kunci Microbiome Sehat adalah sebuah proses berkelanjutan yang memerlukan perhatian seimbang terhadap asupan probiotik dan prebiotik. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kekebalan tubuh yang lebih kuat, pencernaan yang lancar, dan kesehatan mental yang lebih baik.