Maag kronis, atau dispepsia fungsional, sering kali dianggap hanya dipicu oleh makanan pedas atau asam. Padahal, faktor gaya hidup seperti kualitas tidur yang buruk dan tingkat stres yang tinggi memainkan peran krusial dalam mengganggu Keseimbangan Asam lambung. Keseimbangan Asam yang terganggu bukan hanya menyebabkan nyeri perut dan rasa terbakar (heartburn), tetapi juga melemahkan lapisan pelindung lambung dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kunci untuk mempertahankan Keseimbangan Asam dan mencegah maag kronis adalah melalui manajemen holistik terhadap tubuh dan pikiran.
Pola tidur memiliki hubungan langsung dengan kesehatan lambung. Tidur yang tidak teratur, apalagi kurang dari tujuh jam, mengganggu ritme sirkadian tubuh, termasuk siklus produksi asam lambung. Tubuh membutuhkan waktu pemulihan yang cukup saat tidur untuk memperbaiki kerusakan sel pada lapisan lambung. Sebuah studi observasional yang dilakukan oleh Klinik Gastroenterologi Pusat pada Mei 2025 menunjukkan bahwa pasien yang rutin tidur kurang dari enam jam per malam memiliki insiden gejala Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan maag kronis sebesar 40% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur cukup. Untuk pencegahan, disarankan untuk tidak makan besar dua hingga tiga jam sebelum tidur dan meninggikan kepala saat berbaring (elevated sleeping position) guna meminimalkan refluks asam saat malam hari.
Stres adalah pemicu fisiologis utama masalah lambung. Ketika seseorang stres, tubuh melepaskan hormon kortisol, yang memicu respons fight-or-flight. Respons ini mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung, serta memperlambat pengosongan lambung (gastric emptying). Kondisi ini menyebabkan asam tinggal lebih lama di lambung, meningkatkan risiko iritasi dan peradangan. Oleh karena itu, teknik pengurangan stres seperti meditasi mindfulness selama 15 menit setiap hari atau latihan pernapasan dalam sangat dianjurkan.
Pengaturan waktu tidur yang konsisten, yaitu tidur dan bangun pada jam yang hampir sama setiap hari, membantu mengatur jam biologis lambung. Ditambah dengan manajemen stres yang baik, kedua faktor ini bekerja sinergis dalam menjaga Keseimbangan Asam lambung. Dengan mengelola stres dan memprioritaskan kualitas tidur, seseorang secara efektif mengurangi serangan asam lambung yang berpotensi menyebabkan komplikasi jangka panjang.